"Baju di Butik"


Suatu hari, aku pergi ke mall. Anggap saja mall itu namanya mall JUN. Didalamnya banyak sekali barang yang dijual. Sampai aku tiba melewati sebuah butik. Aku memasukinya dan melihat beberapa helai baju. Awalnya tidak ada satupun baju yang menarik perhatianku, dan aku pun meninggalkan butik tersebut begitu saja.
Sampai suatu hari tanpa sengaja aku melewati butik itu lagi. Ada sebuah baju yang menarik perhatianku. Aku melihatnya. Namun setelah aku pikir-pikir, rasanya aku tidak terlalu perlu dengan baju itu. Jadi sekali lagi kutinggalkan butik itu tanpa membeli apapun.  Tapi entah kenapa baju itu terbayang-bayang terus dipikiranku. Rasanya ingin membelinya saja. Padahal kan aku tidka terlalu butuh.
Sekali lagi aku melewati butik itu, baju itu masih ada terpajang begitu saja di depan butik itu. Bagaimana ya? Semakin aku melihatnya semakin aku tertarik memilikinya. Tapi akukan belum butuh baju baru. Kupikir kalau sampai besok belum ada yang membelinya, biar aku yang membeli. Butuh ataupun tidak.
Esoknyapun aku melewati butik itu, sesuai dengan perkataanku kemarin, kalau baju itu masih ada aku akan membelinya. Butuh ataupun tidak, karena aku suka. Aku ingin. Dan ternyata baju itu masih ada. Rapi terpajang disalah satu mannequin. Aku menghampirinya. Aku melihatnya meyakinkan diri untuk membeli baju tersebut. Hhmm beli nggak yaa?
Sebelum membelinya, seperti wanita pada umumnya aku memeriksanya dulu. Siapa tahu ada cacat atau apa gitu yang membuatnya tidak layak dibeli. Dan yak! Benar saja. Ada noda yang membuat aku berpikir kembali apakah aku harus membelinya? Aku perhatikan lagi baju tersebut. Penjaga butik berkata itu hanya tinggal satu yang tersisa karena laku sekali. Banyak orang yang suka. Tapi pikirku, untuk apa aku beli baju baru yang bernoda. Lebih baik aku menunggu baju keluaran terbaru yang masih fresh dan tentunya tidak cacat.
Akupun meninggalkan butik itu. tidak jadi membeli baju tersebut. Biarlah baju itu terpajang, mungkin akan ada orang lain yang mau membelinya dengan noda dibaju tersebut. Aku merasa bersyukur melihat noda itu sehingga aku tidak perlu merasa rugi jika membelinya dan ternyata bernoda.
Ini hanya ilustrasi, sekiranya baju itu adalah laki-laki yang kutemui disuatu tempat yang kuibaratkan butik.

Random Night @RSHJ

Rumah sakit.
Apa yang pertama kali terpikir sama lo tentang rumah sakit?
Rumah tempat orang-orang sakit, kan?
Malam ini gue disini, di salah satu rumah sakit di Jakarta. Bokap harus dirawat setelah menjalani operasi.
Sejak Minggu bokap udah tidur disini, malam pertama dan kedua nyokap yang jaga, malam ini gue. Tadi malam lebih tepatnya.
Ini kali pertama gue harus menginap di rumah sakit. Tempat dimana sering ada di film horor. Tempat orang sakit, orang meninggal, orang sekarat atau bahkan tempat hantu-hantu berkeliaran (seperti di film-film horor). Gue ga pernah suka rumah sakit. Sebisa mungkin ke rumah sakit hanya untuk menjenguk bukan menginap atau bahkan dirawat. Tapi keadaan memaksa gue untuk menginap. Hmmm bukan memaksa, tapi mengharuskan.
Rasanya nginep di rumah sakit (sebagai penjaga pasien) itu serba salah. Gue ngantuk, tapi gue ga bisa tidur karena ketakutan gue sendiri. Ruangannya dingin dan sepi. Menegangkan menurut gue. Apalagi setelah lo mengalami kejadian aneh. Aneh mungkin karena gue sedang ketakutan. Apa rasanya ketika lo di dalam lift sendirian dan terdengar suara seperti angin keluar masuk. Bulu kuduk gue merinding! Brrrrr. Gue mencoba mengabaikan itu, mungkin itu suara mesin lift atau ya apalah itu. Kedua ketika lo siap tidur, ternyata lo sadar di ruangan itu hanya ada lo, 2 orang pasien dan 1 pendamping lain. Di ruangan yang cukup untuk sepuluh orang tapi diisi 4 orang dua orang dibilik berbeda. Buat gue itu cukup hhmmmm tidak nyaman dan itu rumah sakit, ga mungkin kan lo berteriak kalo ketakutan? Nggak mungkin kan lo mengalihkan perhatian lo dengan nyanyi-nyanyi? Nggak mungkin kan lo nonton tv ketika pasien sedang tidur? Nggak mungkin kan? Tadi malam itu malam paling ekstrem, yang pernah gue lewatin.
Ketiga, bokap yang lo jaga udah terdengkur dengan pulas, dan lo mematikan tv itu dengan remote yang akhirnya lo tero disamping lo dengan tujuan bokap lo istirahat dengan nyaman tanpa suara berisik tapi tiba-tiba tv itu nyala lagi dengan volume yang lebih kencang dari saat lo mematikan itu. Bokap terbangun, gue panik ketakutan, bokap menenangkan, "gapapa kok, kemarin juga gitu". Ya itu kemarin, tapi sekarang? Gue coba menenangkan diri gue. Kali ini gue bener-bener harus tidur, ketimbang melek mata tapi gue terus merasa ketakutan, pikir gue.
Terakhir, gue udah siap tidur dengan alas seadanya, kain sebagai selimut dan jaket, tiba-tiba ada bayangan orang bolak balik tanpa ada suara pintu terbuka sebelumnya, sedangkan penghuni lain diruangan ini sepertinya sudah tidur. TV yang udah dimatiin bikin suasana makin terasa sepi, gue bolak balik nggak bisa diem, gue takut. Takut Maximum!
Berkali-kali gue berpikir positif bahwa ga ada hal aneh, anggapa aja yang bolak balik itu susternya yg lagi jaga, anggap aja tadi tv itu memang otomatis nyala sendiri, anggap aja semua tidak semenegangkan yang gue pikir. Gue disini jagain bokap gue, masa diganggu, gitu pikir gue. Tapi tetep, gue gabisa tidur padahal gue cukup ngantuk dan sleepless.
Beberapa orang gue bbm saat itu, dengan harapan gue nggak akan merasakan ketakutan berlebih lagi dan bisa istirahat dengan tenang. dan Ya, harapan gue terkabul kecuali oleh satu orang. Satu orang yang pertama kali gue bbm dengan pengaduan bahwa gue merasa takut, tapi malah tambah ditakutin sama orang itu. Tiba-tiba aja gue jadi kesel sendiri, kenapa sih mesti ditakutin? Gue penakut dan gue lagi ketakutan so stop make me feel scare more than this (pikir gue) . Gue nggak tau gue berlebihan atau nggak, cuma itu yang gue rasain, kesel dan tambah takut. Sampe akhirnya gue memutuskan menyalakan babon (laptop gue) dengan aplikasi jetaudio yang dijalankan, memakai earphone dengan volume cukup kencang, dan gue berusaha memejamkan mata, gue tau ini ga akan bisa bikin gue tidur dengan nyenyak tapi minimal sedikit mengurangi rasa kesel gue. Dan entah apa, Tuhan baik banget mengirimkan satu orang pasien lagi disebelah bokap. Bersama keluarganya mereka berbincang-bincang sedikit, gue lebih suka begini, ada suara manusia daripada sepi sama sekali. Dan gue pun mulai bisa tertidur walaupun gue kadang harus terbangun karena suster yang bolak balik ngecek infusan bokap, memberi antibiotik, mengecek tensi dan lain sebagainya.
Dan hari ini bokap udah boleh pulang, welcome home! :*

Oke ketakutan semalem itu mungkin cuma karena kali pertama aja gue disini, menginap ditempat yang ga pernah gue harapkan gue ada disitu. Semalem bener-bener ngasih pelajaran bahwa, ketakutan ga perlu dipikirin, kalo dipikirin jadi kepikiran.

Semalam yang random, gue ngerasa seharusnya gue nggak sekesel itu. Maaf..

Super Daddy

18 November 2012,
Bapak masuk rumah sakit karena akan menjalani operasi pengangkatan hernia dari tubuhnya. Bokap udah lama sakit ini tapi bokap ga pernah mau di cek ke dokter karena menurut beliau ini "mungkin" penyakit sepele sampai akhirnya setelah sekian lama.
Hernia itu (kalo bahasa gaulnya) turun beroh dimana ada gumpalan dalam tubuh yang turun (biasanya) karena sering mengerjakan pekerjaan berat. Bokap termasuk salah satu pekerja berat. Sebagai montir bokap suka ngangkat mesin ini mesin itu kesana kemari ngolong di bawah mobil dan lain sebagainya. Jangankan ditempat kerja, di rumahpun bokap suka ngangkat berat-berat. Suka bantuin gue beberes kamar kalo mau ganti posisi :)). Bokap gue super banget! Apapun dia mau lakukan untuk anaknya selagi dia bisa. How lovable him! Waktu dia masuk ke rumah sakit sore itu, beliau terlihat cukup gelisah, mungkin karena kali pertamanya bapak masuk rumah sakit dan untuk dioerasi pula. Jangankan bokap, gue sendiripun was-was. Entah kenapa di kepala gue ini selalu aja buruk mikirnya kalo berhubungan dengan operasi. Padahal operasi itu ga seburuk itu. Nggak selalu seburuk itu, maksudnya.

19 November 2012,
Hari ini bokap gue akan menjalani operasi yang rencana dimulai jam 7 pagi. Tapi sampe jam 9 bokap baru masuk ruang bedah. Gue posisinya harus dikampus, kuliah. Gue tau nyokap sendirian, doi pasti ga mau makan kalo belum liat bokap gue bener-bener keluar dari ruang operasi. Dan itu benar aja! Waktu gue di jalan mau ke rumah sakit, nyokap minta dibeliin nasi beserta lauknya. Untungnya, operasi berjalan lancar. Dan nyokap mau makan. Paling nggak, bukan karena jagain orang sakit bertambah korban yang sakit kan :))
Waktu gue sampe rumah sakit dan melihat keadaan bokap yang masih diruang pemulihan itu rasanya tenang, makasih Tuhan, semuanya lancar! Cukup banyak juga hernia yang diangkat, bentuknya kaya lemak ayam, agak lembek dan berwarna agak kuning. Tumbenan gue ga jijik liatnya :)) biasanya gue paling ga bisa liat yang kaya gitu, mungkin karena itu punya bokap kali ya. Ya paling nggak operasi lancar, bokap udah keliatan sedikit tenang dan nyokap mau makan. Sekali lagi makasih Tuhan.

20 November 2012,
Gue dirumah sakit ngejaga bokap berhubung hari ini nggak ada kuliah dan nyokap juga mau ngurus askes ke Jl. Kesehatan di daerah Tanah Abang. Gue disini dari sekitar jam 7 pagi. Tidur terasa kurang dan belum sarapan. Nggak apa-apa asalkan ini semua membayar kesepian bokap di rumah sakit. Gue liat bokap udah mendingan. Udah bisa duduk, makan ini dan itu, minum walaupun belum boleh jalan-jalan. Dokter bilang besok udah bisa pulang, tapi bapak masih ngeluh pusing kalo besok masih pusing dan lemes, besok ga jadi pulang. Tapi semoga aja besok udah sembuh pusingnya hilang, jadi bisa pulang. Cepet sembuh ya pak :*

OKTOBER

Tulisan Oktober


Oktober. Bulan yang paling gue suka. Soalnya oktober ini bulan kelahiran gue. Walaupun dipenghujung mau abis oktober gue baru dilahirkan 22 tahun lalu, gue tetaplah gadis oktober.
Dari dulu gue selalu menganggap bulan ini bulan terbaik, bulan paling menyenangkan, bulan impian, bulan yang paling gue tunggu. Dan entah kenapa memang selalu menyenangkan.
Gue menyukai bulan ini seperti membeli baju, berapapun akan gue beli karena gue suka, sama kaya Oktober ini, selama apapun akan gue tunggu walau cuma sehari aja hari yang special di bulan ini untuk gue, tetep gue tunggu. I love my October.
Dari dulu gue nggak pernah membiarkan bulan ini luka sedikitpun, kenapa? Karena ini oktober. Sekalipun banyak hal menyakitkan terjadi ini tetap harus jadi bulan yang indah. Nggak ada yang boleh merusaknya, siapapun itu kecuali kehendak Tuhan.
Banyak hal yang gue inget di bulan ini, lebih gue inget ketimbang di bulan-bulan lainnya. Mungkin karena gue menganggap bulan ini terlalu special J. Gue rasa semua orang menyayangi bulan kelahirannya. Gue rasa ga cuma gue doang yang merasa seperti ini, yang lain juga pasti suka bulan lahirnya sendiri.
Gue rela membuang hal yang sulit gue lepas walau menyakitkan demi mendapat keindahan di bulan ini.
This is my month, don’t ever try to break it, i really love this month much!

Kisah 31 Oktober 2012

Ini kisah terindah.
Happy!! Birthday!! Me!!
Happy birthday to me – October, 31st 2012
Terima kasih kalian yang ada di hari ini.
Bapak, Mama, Kakak, Adek, Kak Patra dan Ayu Gendut kesayangan.

Esya Wahyunie, Indah Dariah, Rizki Triandari, Aji Umar, dan Januar Eko, makasih untuk segala kejutan.


Sakina, Damaris, Sri Astuti,  Riefni, makasih untuk meramaikan, Andika Bagus, Firdaus, Febrian Yudha, Abdul Aziz, Reza Mehtha, Riswan Marbun, Endy dan Zaky, Makasih untuk ikatan di tiang listrik amigos, makasih untuk sibuk dengan kue selama gue diiket, makasih untuk spanduk yang dijadiin sarung.

Kalian TP 08, TP 10, TP xx, makasih untuk doa dan ucapannya. Makasih untuk berbagi tawa hari itu.


Redi, thanks for calling me. J

Terima kasih semuanya, love ya! *cups*

Kamu, Si Tidak Peka



Terkadang hal yang diharapkan terjadi dalam hidup itu bukan hal yang kita butuhkan itu mengapa tidak Tuhan jadikan dalam hidup kita. Namun sebagai manusia, rasanya kosong kalo ga punya harapan. Manusia itu harus punya harapan, berharap berbagai hal dengan kadarnya masing-masing. Aku juga punya harapan banyak dalam hidup ini. Salah satunya berharap kamu peka.
                Kamu si Tidak Peka, sejak kapan berdiri diam disitu selagi aku disini menari-nari hendak menyambutmu?
Kamu si Tidak Peka, mengapa berwajah dingin begitu selagi wajahku semu memerah dan hangat begini?
Kamu si Tidak Peka, mengapa tidak menyambut lambaian tangan yang gemulai ini?
Kamu si Tidak Peka, mengapa membiarkan aku menunggu ketika aku harapkan kamu datang?
Kamu si Tidak Peka, mengapa kamu berpaling ketika aku dihadapanmu begitu dekat?
Kamu si Tidak Peka, sungguhkah tidak ada rasa peka sedikit saja?
Kamu si Tidak Peka, diam saja ketika aku jatuh seperti cinta.

Kisah Berwarna



               Dari awal bulan Oktober ini sudah menjadi begitumenyenangkan. Menjalani kisah baru, hidup baru, lembaran baru, motivasi baru, focus ke hal baru dan baru-baru lainnya. Sampai akhirnya gue tersadar gue dihampiri “kisah” baru.
Beberapa hari ini kisah itu terukir jelas dihadapan gue di dalam benda bertombol qwerty. Setiap tanggal terisi dengan kisah itu. Gue gatau akan seperti apa kisah itu nanti tapi kisah itu cukup berwarna. Gue suka. Gue suka kisah baru yang berwarna ini. Namun sebenernya banyak hal yang gue takutkan ketika gue sadar keberadaan kisah ini.
Kisah ini terlalu cepat datang namun menurut gue tepat juga. Bukan hal ini sebenernya yang gue takutkan. Masalah waktu kita nggak ada yang tahu kan? Semua udah ada yang ngatur. Gue cuma menjalani apa yang udah tertulis oleh Sang Pencipta. Hal yang gue takutkan adalah perbedaan. Terlalu banyak perbedaan. Sebenernya gue bukan orang memikirkan terlalu berat soal perbedaan. Apapun bentuk perbedaan itu. Gue menyadari perbedaan itu pasti ada. Pasti ada sekalipun dengan kisah yang sama. Namun mengenai perbedaan orang juga punya perspektif berbeda.
Semakin kesini gue semakin takut perbedaan itu memisahkan gue dengan kisah berwarna itu. Gue nggak mau merasa kehilangan kisah terus menerus. Gue takut semua berubah lagi. Kembali normal lagi. Menjadi biasa lagi. Tapi apa daya, tidak semua orang berpikir perbedaan itu hanya sebuah warna (seperti pemikiran gue) sebagian menganggap perbedaan adalah batasan besar, hambatan dan bagian yang harus dihindari. Gue belum berharap perbedaan itu menyelesaikan kisah ini. Meski berbeda, gue suka kisah berwarna itu.
Paling tidak, kisah itu jangan rusak di bulan ini. Bulan gue. Bulan kesayangan. Bulan favorit. Bulan yang gue paksakan selalu merasa bahagia. 

Banana Boat


Banana boat. Across the water then you fall then you happy. Like a life. U have to fall to know how to be happy ~

Pasti pernah naik banana boat kan? pasti seneng kan naik banana boat, membelah air dipantai atau di danau atau di laut? pasti seneng kan teriak-teriakan pas naik banana boat? pasti seneng pas jatuh kecebur ke air, yakan? iya sama kaya hidup. kita mebelah kehidupan dengan berbagai macam teriakan terus jatuh tapi dengan begitu kita tahu ternyata jatuh itu ga melulu membawa rasa sakit tapi juga membawa rasa senang. kebahagiaan. memang mesti jatuh dulu baru tahu bagaimana menjadi senang. ~