Bertawar dengan Tuhan


Sebagai manusia, terkadang banyak hal kita inginkan. Berharap suatu saat nanti itu semua terwujud. Sekalipun kita sudah diberikan begitu banyak kebaikan oleh Tuhan, terkadang semua tidak terasa berharga hanya karena satu hal yang kita harapkan tidak terwujud. Bisakah kita meminta kepada Tuhan? Atau mungkin menawar apa yang sudah Tuhan berikan? Mungkinkah apabila Tuhan memberikan semua yang kita inginkan? Dana apakah itu semua berjalan lancar? Apakah akan baik-baik saja ketika harapan kita selalu terwujud? Mungkin seperti ini… :

*Seseorang merindukan pasangan hidupnya meminta Tuhan memberikan wanita yang sempurna.*
M (Manusia) : Tuhan, aku menginginkan pasangan hidupku. Bisakah Tuhan memberikan wanita yang baik, pengertian, perhatian, jujur dan setia?
G (God)         : Tentu saja bisa, apapun itu akan kuberikan untukmu.
M                  : Terima kasih Tuhan.

*Seseorang itupun diberikan wanita seperti yang dia inginkan. Baik, pengertian, perhatian, jujur dan setia.*

M                  : Tuhan, aku berterima kasih Kau memberikan wanita seperti itu, semua syarat yang kuminta ada pada dirinya, tapi dia kurang cantik, aku malu mengenalkannya pada teman-temanku. Bisakah Tuhan membuatnya menjadi lebih cantik?
G                   : Tentu saja bisa, akan kubuat dia seperti yang kamu mau.

*Tuhanpun mengubah wanita itu menjadi cantik.*

M                  : Tuhan, ternyata dia terlalu baik, bahkan setiap orang yang meminta tolong padanya selalu dibantunya. Bisakah Tuhan membuat dia hanya baik kepadaku saja?
G                   : Tentu saja bisa, baiklah akan kubuat dia seperti yang kamu mau.

*Wanita itupun menjadi baik hanya kepada pria tersebut.*

M                  : Tuhan aku bersyukur dia sungguh pengertian tapi pengertiannya itu membuat aku seperti tidak dibutuhkan. Setiap kali aku bilang padanya aku sibuk, dia sama sekali tidak menghubungiku karena merasa takut mengganggu. Tuhan, buatlah dia sedikit manja dan membutuhkan aku.

*Tuhanpun mengubahnya seperti yang diinginkan manusia itu.*

M                  : Tuhan, dia sungguh perhatian, dikala aku sakit dia selalu memberi perhatian extra, membuatkan makanan, memijit kaki dan tanganku, mengompress kepalaku, dia tidak pernah lelah, namun aku jadi tidak enak dan tidak nyaman.
*Tuhan mengubah lagi wanita itu menjadi perhatian yang sewajarnya.*

M                  : Tuhan, wanita ini memang baik, pengertian dan perhatian, tapi dia terlalu jujur dan setia. Apapun yang dia alami dia ceritakan semuanya hingga aku jenuh. Dan saking setianya dia selalu ada disampingku. Sungguh Tuhan, aku bosan.
G                   : Lantas, kau mau aku mengubahnya menjadi pribadi yang menyenangkan?
M                  : Tentu saja.
G                   : Apakah dia kurang menyenangkan? Dia kubuat seperti apa maumu tidak kurang dan tidak lebih.
M                  : Tapi Tuhan, aku tidak membutuhkan wanita yang seperti itu. Berlebihan.
G                   : Begitukah? Jadi kau ingin wanita yang kau butuhkan, bukan yang kau inginkan?
M                  : Tentu saja Tuhan.
G                   : Kalau begitu akan Kubuat dia menjadi apa yang kamu butuhkan bukan apa yang kamu inginkan. Karena sesungguhnya hanya Aku yang tahu wanita baik seperti apa yang cocok untukmu. Kamu sebagai manusia, tenanglah, percayalah pada-Ku, Aku akan membuatnya indah pada waktunya.

Begitulah manusia, merasa apa yang diinginkannya adalah yang terbaik, tapi sesungguhnya tidak juga. Tuhan tahu mana yang harus Tuhan lakukan untuk umat-Nya. Jadi tenanglah, manusia boleh terus meminta, berencana namun jangan lupa, Tuhanlah yang menentukan segalanya. Bersabarlah, semua indah pada waktunya. Jangan menawar apa yang Tuhan berikan, tapi terimalah karena itulah anugerah terbaik dari Tuhan. Berdoa, berusaha, dan bersyukur. Janji Tuhan iyalah “Ya” dan “Amin”. Janji Tuhan ialah “Tidak”, “Tunggu”, dan “Iya”. Jika tidak jawaban dari Tuhan jangan memaksa. Jika tunggu jawaban dari Tuhan, tunggulah. Jika Ya ingatlah untuk tetap bersyukur. -OL