Kisah Berwarna



               Dari awal bulan Oktober ini sudah menjadi begitumenyenangkan. Menjalani kisah baru, hidup baru, lembaran baru, motivasi baru, focus ke hal baru dan baru-baru lainnya. Sampai akhirnya gue tersadar gue dihampiri “kisah” baru.
Beberapa hari ini kisah itu terukir jelas dihadapan gue di dalam benda bertombol qwerty. Setiap tanggal terisi dengan kisah itu. Gue gatau akan seperti apa kisah itu nanti tapi kisah itu cukup berwarna. Gue suka. Gue suka kisah baru yang berwarna ini. Namun sebenernya banyak hal yang gue takutkan ketika gue sadar keberadaan kisah ini.
Kisah ini terlalu cepat datang namun menurut gue tepat juga. Bukan hal ini sebenernya yang gue takutkan. Masalah waktu kita nggak ada yang tahu kan? Semua udah ada yang ngatur. Gue cuma menjalani apa yang udah tertulis oleh Sang Pencipta. Hal yang gue takutkan adalah perbedaan. Terlalu banyak perbedaan. Sebenernya gue bukan orang memikirkan terlalu berat soal perbedaan. Apapun bentuk perbedaan itu. Gue menyadari perbedaan itu pasti ada. Pasti ada sekalipun dengan kisah yang sama. Namun mengenai perbedaan orang juga punya perspektif berbeda.
Semakin kesini gue semakin takut perbedaan itu memisahkan gue dengan kisah berwarna itu. Gue nggak mau merasa kehilangan kisah terus menerus. Gue takut semua berubah lagi. Kembali normal lagi. Menjadi biasa lagi. Tapi apa daya, tidak semua orang berpikir perbedaan itu hanya sebuah warna (seperti pemikiran gue) sebagian menganggap perbedaan adalah batasan besar, hambatan dan bagian yang harus dihindari. Gue belum berharap perbedaan itu menyelesaikan kisah ini. Meski berbeda, gue suka kisah berwarna itu.
Paling tidak, kisah itu jangan rusak di bulan ini. Bulan gue. Bulan kesayangan. Bulan favorit. Bulan yang gue paksakan selalu merasa bahagia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar