BUNGA


Ada seorang yang hidupnya amat sangat sibuk. Sibuk karena pekerjaan, permainan serta gokil-gokilan dengan teman seperjuangan. Seorang ini memiliki kekasih yang bisa kita sebut Bunga. Seorang ini (katanya)begitu menyayangi Bunga. Bunga selalu saja menjadi special di matanya. Selalu indah dan selalu harum. Seorang ini dengan Bunga sudah lama menjalin hubungan yang disebut pacaran. Selama berpacaran mereka sering kali dirundung masalah, rasa jenuh satu sama lain atau bahkan lelah, tapi itu sudah biasa. Bagian ini tolong diabaikan! :) 


Setelah sekian lama tidak berjumpa, seorang diharuskan mengurus sesuatu di suatu tempat dimana Bungapun berada ditempat itu. dengan sedikit mencuri waktu, Bunga akhirnya memutuskan untuk bertemu dengan seorang ini walau harus menunggu sekian lama dengan perut keroncongan, masuk angina, pusing dan ngantuk Bunga tetap menunggu. Saat itu Bunga berpikir lebih baik dia pulang saja daripada buang waktu menunggu seorang ini, namun karena rasa rindu Bunga terhadap seorang itu dan jarangnya intensitas pertemuan mereka, Bunga rela menahan rasa kantuk dan lapar demi seorang tersebut. Sampai akhirnya seorang tersebut tiba juga di tempat dimana seorang harus mengurus sesuatu. Dan Bunga tetap setia menemani.

Sampai akhirnya Bunga tak lagi mampu menahan laparnya sampai penyakit maagnya kambuh. Ternyata yang ditunggu sudah makan di rumahnya. Kasihan Bunga. Padahal Bunga menunggunya untuk makan bersama, tapi malah yang ditunggu sudah makan duluan. Akhirnya Bnga merengek minta ditemani makan oleh seorang, seorang itupun bersedia menemani Bunga untuk makan. Memang badan Bunga ini agak ringkih, telat makan sedikit masuk angin yang luar biasapun terus menggerogotinya sehingga Bunga memilih soto untuk menemaninya makan. Ketika Bunga mulai menyantap makanan pesanannya, sepasang tangan memijit bahunya. Ya, itu niat baik dari seorang yang begitu (katanya) menyayanginya. Namun tanpa sengaja Bungan menyampaikan pada seorang tersebut agar menunda pijitannya sampai Ia selesai makan dengan maksud agar Ia tidak tersedak saat makan. Pernah mendengar orang meninggal karena tersedak makanan? Bunga pernah, mungkin itulah mengapa dia meminta seorang untuk menunda memijitnya. Namun seorang malah marah padanya, tersinggung akibat niat baiknya dikritik oleh Bunga. Bungapun dicuekin segitunya sampai akhirnya nafsu makannya hilang. Bunga terdiam. Padahal perutnya sakit. Padahal maagnya kambuh. Padahal dia tidak makan karena menunggu seseorang ini, namun ia malah dapat perlakuan tidak enak seperti itu. Bunga terdiam. Dengan sabar ia menunggu seorang menyapanya tapi tidak juga. Bunga sempat sedikit meledek seorang agar tersenyum kembali, namun tidak berpengaruh, seorang tersebut malah tambah marah dan emosinya sedikit meletup sampai akhirnya air mata Bunga mulai terbentuk.

Bukan masalah yang diselesaikan, seorang malah memilih pulang dan membiarkan kekasihnya Bunga kesakitan perut dan hatinya karena seorang tersebut. Sepanjang perjalanan Bunga menangis. Bingung. Berpikir. Sebenarnya ada apa? Segitukah sampai harus ia mengorbankan perutnya yang sakit itu? mengapa? Mengapa saat seharusnya ada hal manis yang terjadi antara Bunga dan seorang itu, malah jadi rusak semua begini? Menyedihkan. Kasihan Bunga.

Bungapun sampai di rumah, air matanya semakin deras, dilemparnya semua benda yang ada disekitarnya. Sampai kamarnya berantakan melebihi berantakan sebelumnya. Bunga pun termenung sambil terus terisak. Ia memukulkan tangannya ke dinding. Tidak terasa sakit. Ketika tenang Bunga kembali merapikan kamarnya dan tertidur.

Malam itu juga sampailah pesan melalui telepon genggam Bunga, yang berisi permintaan maaf, dan semua selesai sampai situ (pertengkaran hari itu)

Kenapa begitu mudah bagi BUnga memberi maaf?Kadang Bunga tidak berharap sekedar maaf, kalo memang minta maaf mengakulah salah, bukan dengan pembelaan lagi. Kasihan Bunga. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar