Random Night @RSHJ
Rumah sakit.
Apa yang pertama kali terpikir sama lo tentang rumah sakit?
Rumah tempat orang-orang sakit, kan?
Malam ini gue disini, di salah satu rumah sakit di Jakarta. Bokap harus dirawat setelah menjalani operasi.
Sejak Minggu bokap udah tidur disini, malam pertama dan kedua nyokap yang jaga, malam ini gue. Tadi malam lebih tepatnya.
Ini kali pertama gue harus menginap di rumah sakit. Tempat dimana sering ada di film horor. Tempat orang sakit, orang meninggal, orang sekarat atau bahkan tempat hantu-hantu berkeliaran (seperti di film-film horor). Gue ga pernah suka rumah sakit. Sebisa mungkin ke rumah sakit hanya untuk menjenguk bukan menginap atau bahkan dirawat. Tapi keadaan memaksa gue untuk menginap. Hmmm bukan memaksa, tapi mengharuskan.
Rasanya nginep di rumah sakit (sebagai penjaga pasien) itu serba salah. Gue ngantuk, tapi gue ga bisa tidur karena ketakutan gue sendiri. Ruangannya dingin dan sepi. Menegangkan menurut gue. Apalagi setelah lo mengalami kejadian aneh. Aneh mungkin karena gue sedang ketakutan. Apa rasanya ketika lo di dalam lift sendirian dan terdengar suara seperti angin keluar masuk. Bulu kuduk gue merinding! Brrrrr. Gue mencoba mengabaikan itu, mungkin itu suara mesin lift atau ya apalah itu. Kedua ketika lo siap tidur, ternyata lo sadar di ruangan itu hanya ada lo, 2 orang pasien dan 1 pendamping lain. Di ruangan yang cukup untuk sepuluh orang tapi diisi 4 orang dua orang dibilik berbeda. Buat gue itu cukup hhmmmm tidak nyaman dan itu rumah sakit, ga mungkin kan lo berteriak kalo ketakutan? Nggak mungkin kan lo mengalihkan perhatian lo dengan nyanyi-nyanyi? Nggak mungkin kan lo nonton tv ketika pasien sedang tidur? Nggak mungkin kan? Tadi malam itu malam paling ekstrem, yang pernah gue lewatin.
Ketiga, bokap yang lo jaga udah terdengkur dengan pulas, dan lo mematikan tv itu dengan remote yang akhirnya lo tero disamping lo dengan tujuan bokap lo istirahat dengan nyaman tanpa suara berisik tapi tiba-tiba tv itu nyala lagi dengan volume yang lebih kencang dari saat lo mematikan itu. Bokap terbangun, gue panik ketakutan, bokap menenangkan, "gapapa kok, kemarin juga gitu". Ya itu kemarin, tapi sekarang? Gue coba menenangkan diri gue. Kali ini gue bener-bener harus tidur, ketimbang melek mata tapi gue terus merasa ketakutan, pikir gue.
Terakhir, gue udah siap tidur dengan alas seadanya, kain sebagai selimut dan jaket, tiba-tiba ada bayangan orang bolak balik tanpa ada suara pintu terbuka sebelumnya, sedangkan penghuni lain diruangan ini sepertinya sudah tidur. TV yang udah dimatiin bikin suasana makin terasa sepi, gue bolak balik nggak bisa diem, gue takut. Takut Maximum!
Berkali-kali gue berpikir positif bahwa ga ada hal aneh, anggapa aja yang bolak balik itu susternya yg lagi jaga, anggap aja tadi tv itu memang otomatis nyala sendiri, anggap aja semua tidak semenegangkan yang gue pikir. Gue disini jagain bokap gue, masa diganggu, gitu pikir gue. Tapi tetep, gue gabisa tidur padahal gue cukup ngantuk dan sleepless.
Beberapa orang gue bbm saat itu, dengan harapan gue nggak akan merasakan ketakutan berlebih lagi dan bisa istirahat dengan tenang. dan Ya, harapan gue terkabul kecuali oleh satu orang. Satu orang yang pertama kali gue bbm dengan pengaduan bahwa gue merasa takut, tapi malah tambah ditakutin sama orang itu. Tiba-tiba aja gue jadi kesel sendiri, kenapa sih mesti ditakutin? Gue penakut dan gue lagi ketakutan so stop make me feel scare more than this (pikir gue) . Gue nggak tau gue berlebihan atau nggak, cuma itu yang gue rasain, kesel dan tambah takut. Sampe akhirnya gue memutuskan menyalakan babon (laptop gue) dengan aplikasi jetaudio yang dijalankan, memakai earphone dengan volume cukup kencang, dan gue berusaha memejamkan mata, gue tau ini ga akan bisa bikin gue tidur dengan nyenyak tapi minimal sedikit mengurangi rasa kesel gue. Dan entah apa, Tuhan baik banget mengirimkan satu orang pasien lagi disebelah bokap. Bersama keluarganya mereka berbincang-bincang sedikit, gue lebih suka begini, ada suara manusia daripada sepi sama sekali. Dan gue pun mulai bisa tertidur walaupun gue kadang harus terbangun karena suster yang bolak balik ngecek infusan bokap, memberi antibiotik, mengecek tensi dan lain sebagainya.
Dan hari ini bokap udah boleh pulang, welcome home! :*
Oke ketakutan semalem itu mungkin cuma karena kali pertama aja gue disini, menginap ditempat yang ga pernah gue harapkan gue ada disitu. Semalem bener-bener ngasih pelajaran bahwa, ketakutan ga perlu dipikirin, kalo dipikirin jadi kepikiran.
Semalam yang random, gue ngerasa seharusnya gue nggak sekesel itu. Maaf..
Apa yang pertama kali terpikir sama lo tentang rumah sakit?
Rumah tempat orang-orang sakit, kan?
Malam ini gue disini, di salah satu rumah sakit di Jakarta. Bokap harus dirawat setelah menjalani operasi.
Sejak Minggu bokap udah tidur disini, malam pertama dan kedua nyokap yang jaga, malam ini gue. Tadi malam lebih tepatnya.
Ini kali pertama gue harus menginap di rumah sakit. Tempat dimana sering ada di film horor. Tempat orang sakit, orang meninggal, orang sekarat atau bahkan tempat hantu-hantu berkeliaran (seperti di film-film horor). Gue ga pernah suka rumah sakit. Sebisa mungkin ke rumah sakit hanya untuk menjenguk bukan menginap atau bahkan dirawat. Tapi keadaan memaksa gue untuk menginap. Hmmm bukan memaksa, tapi mengharuskan.
Rasanya nginep di rumah sakit (sebagai penjaga pasien) itu serba salah. Gue ngantuk, tapi gue ga bisa tidur karena ketakutan gue sendiri. Ruangannya dingin dan sepi. Menegangkan menurut gue. Apalagi setelah lo mengalami kejadian aneh. Aneh mungkin karena gue sedang ketakutan. Apa rasanya ketika lo di dalam lift sendirian dan terdengar suara seperti angin keluar masuk. Bulu kuduk gue merinding! Brrrrr. Gue mencoba mengabaikan itu, mungkin itu suara mesin lift atau ya apalah itu. Kedua ketika lo siap tidur, ternyata lo sadar di ruangan itu hanya ada lo, 2 orang pasien dan 1 pendamping lain. Di ruangan yang cukup untuk sepuluh orang tapi diisi 4 orang dua orang dibilik berbeda. Buat gue itu cukup hhmmmm tidak nyaman dan itu rumah sakit, ga mungkin kan lo berteriak kalo ketakutan? Nggak mungkin kan lo mengalihkan perhatian lo dengan nyanyi-nyanyi? Nggak mungkin kan lo nonton tv ketika pasien sedang tidur? Nggak mungkin kan? Tadi malam itu malam paling ekstrem, yang pernah gue lewatin.
Ketiga, bokap yang lo jaga udah terdengkur dengan pulas, dan lo mematikan tv itu dengan remote yang akhirnya lo tero disamping lo dengan tujuan bokap lo istirahat dengan nyaman tanpa suara berisik tapi tiba-tiba tv itu nyala lagi dengan volume yang lebih kencang dari saat lo mematikan itu. Bokap terbangun, gue panik ketakutan, bokap menenangkan, "gapapa kok, kemarin juga gitu". Ya itu kemarin, tapi sekarang? Gue coba menenangkan diri gue. Kali ini gue bener-bener harus tidur, ketimbang melek mata tapi gue terus merasa ketakutan, pikir gue.
Terakhir, gue udah siap tidur dengan alas seadanya, kain sebagai selimut dan jaket, tiba-tiba ada bayangan orang bolak balik tanpa ada suara pintu terbuka sebelumnya, sedangkan penghuni lain diruangan ini sepertinya sudah tidur. TV yang udah dimatiin bikin suasana makin terasa sepi, gue bolak balik nggak bisa diem, gue takut. Takut Maximum!
Berkali-kali gue berpikir positif bahwa ga ada hal aneh, anggapa aja yang bolak balik itu susternya yg lagi jaga, anggap aja tadi tv itu memang otomatis nyala sendiri, anggap aja semua tidak semenegangkan yang gue pikir. Gue disini jagain bokap gue, masa diganggu, gitu pikir gue. Tapi tetep, gue gabisa tidur padahal gue cukup ngantuk dan sleepless.
Beberapa orang gue bbm saat itu, dengan harapan gue nggak akan merasakan ketakutan berlebih lagi dan bisa istirahat dengan tenang. dan Ya, harapan gue terkabul kecuali oleh satu orang. Satu orang yang pertama kali gue bbm dengan pengaduan bahwa gue merasa takut, tapi malah tambah ditakutin sama orang itu. Tiba-tiba aja gue jadi kesel sendiri, kenapa sih mesti ditakutin? Gue penakut dan gue lagi ketakutan so stop make me feel scare more than this (pikir gue) . Gue nggak tau gue berlebihan atau nggak, cuma itu yang gue rasain, kesel dan tambah takut. Sampe akhirnya gue memutuskan menyalakan babon (laptop gue) dengan aplikasi jetaudio yang dijalankan, memakai earphone dengan volume cukup kencang, dan gue berusaha memejamkan mata, gue tau ini ga akan bisa bikin gue tidur dengan nyenyak tapi minimal sedikit mengurangi rasa kesel gue. Dan entah apa, Tuhan baik banget mengirimkan satu orang pasien lagi disebelah bokap. Bersama keluarganya mereka berbincang-bincang sedikit, gue lebih suka begini, ada suara manusia daripada sepi sama sekali. Dan gue pun mulai bisa tertidur walaupun gue kadang harus terbangun karena suster yang bolak balik ngecek infusan bokap, memberi antibiotik, mengecek tensi dan lain sebagainya.
Dan hari ini bokap udah boleh pulang, welcome home! :*
Oke ketakutan semalem itu mungkin cuma karena kali pertama aja gue disini, menginap ditempat yang ga pernah gue harapkan gue ada disitu. Semalem bener-bener ngasih pelajaran bahwa, ketakutan ga perlu dipikirin, kalo dipikirin jadi kepikiran.
Semalam yang random, gue ngerasa seharusnya gue nggak sekesel itu. Maaf..
Super Daddy
18 November 2012,
Bapak masuk rumah sakit karena akan menjalani operasi pengangkatan hernia dari tubuhnya. Bokap udah lama sakit ini tapi bokap ga pernah mau di cek ke dokter karena menurut beliau ini "mungkin" penyakit sepele sampai akhirnya setelah sekian lama.
Hernia itu (kalo bahasa gaulnya) turun beroh dimana ada gumpalan dalam tubuh yang turun (biasanya) karena sering mengerjakan pekerjaan berat. Bokap termasuk salah satu pekerja berat. Sebagai montir bokap suka ngangkat mesin ini mesin itu kesana kemari ngolong di bawah mobil dan lain sebagainya. Jangankan ditempat kerja, di rumahpun bokap suka ngangkat berat-berat. Suka bantuin gue beberes kamar kalo mau ganti posisi :)). Bokap gue super banget! Apapun dia mau lakukan untuk anaknya selagi dia bisa. How lovable him! Waktu dia masuk ke rumah sakit sore itu, beliau terlihat cukup gelisah, mungkin karena kali pertamanya bapak masuk rumah sakit dan untuk dioerasi pula. Jangankan bokap, gue sendiripun was-was. Entah kenapa di kepala gue ini selalu aja buruk mikirnya kalo berhubungan dengan operasi. Padahal operasi itu ga seburuk itu. Nggak selalu seburuk itu, maksudnya.
19 November 2012,
Hari ini bokap gue akan menjalani operasi yang rencana dimulai jam 7 pagi. Tapi sampe jam 9 bokap baru masuk ruang bedah. Gue posisinya harus dikampus, kuliah. Gue tau nyokap sendirian, doi pasti ga mau makan kalo belum liat bokap gue bener-bener keluar dari ruang operasi. Dan itu benar aja! Waktu gue di jalan mau ke rumah sakit, nyokap minta dibeliin nasi beserta lauknya. Untungnya, operasi berjalan lancar. Dan nyokap mau makan. Paling nggak, bukan karena jagain orang sakit bertambah korban yang sakit kan :))
Waktu gue sampe rumah sakit dan melihat keadaan bokap yang masih diruang pemulihan itu rasanya tenang, makasih Tuhan, semuanya lancar! Cukup banyak juga hernia yang diangkat, bentuknya kaya lemak ayam, agak lembek dan berwarna agak kuning. Tumbenan gue ga jijik liatnya :)) biasanya gue paling ga bisa liat yang kaya gitu, mungkin karena itu punya bokap kali ya. Ya paling nggak operasi lancar, bokap udah keliatan sedikit tenang dan nyokap mau makan. Sekali lagi makasih Tuhan.
20 November 2012,
Gue dirumah sakit ngejaga bokap berhubung hari ini nggak ada kuliah dan nyokap juga mau ngurus askes ke Jl. Kesehatan di daerah Tanah Abang. Gue disini dari sekitar jam 7 pagi. Tidur terasa kurang dan belum sarapan. Nggak apa-apa asalkan ini semua membayar kesepian bokap di rumah sakit. Gue liat bokap udah mendingan. Udah bisa duduk, makan ini dan itu, minum walaupun belum boleh jalan-jalan. Dokter bilang besok udah bisa pulang, tapi bapak masih ngeluh pusing kalo besok masih pusing dan lemes, besok ga jadi pulang. Tapi semoga aja besok udah sembuh pusingnya hilang, jadi bisa pulang. Cepet sembuh ya pak :*
Bapak masuk rumah sakit karena akan menjalani operasi pengangkatan hernia dari tubuhnya. Bokap udah lama sakit ini tapi bokap ga pernah mau di cek ke dokter karena menurut beliau ini "mungkin" penyakit sepele sampai akhirnya setelah sekian lama.
Hernia itu (kalo bahasa gaulnya) turun beroh dimana ada gumpalan dalam tubuh yang turun (biasanya) karena sering mengerjakan pekerjaan berat. Bokap termasuk salah satu pekerja berat. Sebagai montir bokap suka ngangkat mesin ini mesin itu kesana kemari ngolong di bawah mobil dan lain sebagainya. Jangankan ditempat kerja, di rumahpun bokap suka ngangkat berat-berat. Suka bantuin gue beberes kamar kalo mau ganti posisi :)). Bokap gue super banget! Apapun dia mau lakukan untuk anaknya selagi dia bisa. How lovable him! Waktu dia masuk ke rumah sakit sore itu, beliau terlihat cukup gelisah, mungkin karena kali pertamanya bapak masuk rumah sakit dan untuk dioerasi pula. Jangankan bokap, gue sendiripun was-was. Entah kenapa di kepala gue ini selalu aja buruk mikirnya kalo berhubungan dengan operasi. Padahal operasi itu ga seburuk itu. Nggak selalu seburuk itu, maksudnya.
19 November 2012,
Hari ini bokap gue akan menjalani operasi yang rencana dimulai jam 7 pagi. Tapi sampe jam 9 bokap baru masuk ruang bedah. Gue posisinya harus dikampus, kuliah. Gue tau nyokap sendirian, doi pasti ga mau makan kalo belum liat bokap gue bener-bener keluar dari ruang operasi. Dan itu benar aja! Waktu gue di jalan mau ke rumah sakit, nyokap minta dibeliin nasi beserta lauknya. Untungnya, operasi berjalan lancar. Dan nyokap mau makan. Paling nggak, bukan karena jagain orang sakit bertambah korban yang sakit kan :))
Waktu gue sampe rumah sakit dan melihat keadaan bokap yang masih diruang pemulihan itu rasanya tenang, makasih Tuhan, semuanya lancar! Cukup banyak juga hernia yang diangkat, bentuknya kaya lemak ayam, agak lembek dan berwarna agak kuning. Tumbenan gue ga jijik liatnya :)) biasanya gue paling ga bisa liat yang kaya gitu, mungkin karena itu punya bokap kali ya. Ya paling nggak operasi lancar, bokap udah keliatan sedikit tenang dan nyokap mau makan. Sekali lagi makasih Tuhan.
20 November 2012,
Gue dirumah sakit ngejaga bokap berhubung hari ini nggak ada kuliah dan nyokap juga mau ngurus askes ke Jl. Kesehatan di daerah Tanah Abang. Gue disini dari sekitar jam 7 pagi. Tidur terasa kurang dan belum sarapan. Nggak apa-apa asalkan ini semua membayar kesepian bokap di rumah sakit. Gue liat bokap udah mendingan. Udah bisa duduk, makan ini dan itu, minum walaupun belum boleh jalan-jalan. Dokter bilang besok udah bisa pulang, tapi bapak masih ngeluh pusing kalo besok masih pusing dan lemes, besok ga jadi pulang. Tapi semoga aja besok udah sembuh pusingnya hilang, jadi bisa pulang. Cepet sembuh ya pak :*
OKTOBER
Tulisan Oktober
Oktober. Bulan yang paling gue suka. Soalnya oktober ini bulan kelahiran gue. Walaupun
dipenghujung mau abis oktober gue baru dilahirkan 22 tahun lalu, gue tetaplah
gadis oktober.
Dari dulu gue
selalu menganggap bulan ini bulan terbaik, bulan paling menyenangkan, bulan
impian, bulan yang paling gue tunggu. Dan entah kenapa memang selalu
menyenangkan.
Gue menyukai
bulan ini seperti membeli baju, berapapun akan gue beli karena gue suka, sama
kaya Oktober ini, selama apapun akan gue tunggu walau cuma sehari aja hari yang
special di bulan ini untuk gue, tetep gue tunggu. I love my October.
Dari dulu gue
nggak pernah membiarkan bulan ini luka sedikitpun, kenapa? Karena ini oktober.
Sekalipun banyak hal menyakitkan terjadi ini tetap harus jadi bulan yang indah.
Nggak ada yang boleh merusaknya, siapapun itu kecuali kehendak Tuhan.
Banyak hal yang
gue inget di bulan ini, lebih gue inget ketimbang di bulan-bulan lainnya.
Mungkin karena gue menganggap bulan ini terlalu special J. Gue rasa semua orang menyayangi bulan
kelahirannya. Gue rasa ga cuma gue doang yang merasa seperti ini, yang lain
juga pasti suka bulan lahirnya sendiri.
Gue rela
membuang hal yang sulit gue lepas walau menyakitkan demi mendapat keindahan di
bulan ini.
This is my
month, don’t ever try to break it, i really love this month much!
Kisah 31 Oktober 2012
Ini kisah terindah.
Esya Wahyunie, Indah Dariah, Rizki Triandari, Aji Umar, dan Januar Eko, makasih untuk segala kejutan.
Happy!! Birthday!! Me!!
Happy birthday to me – October, 31st 2012
Terima kasih kalian yang ada di hari ini.
Bapak, Mama, Kakak, Adek, Kak Patra dan Ayu Gendut kesayangan.
Esya Wahyunie, Indah Dariah, Rizki Triandari, Aji Umar, dan Januar Eko, makasih untuk segala kejutan.
Sakina, Damaris, Sri Astuti, Riefni, makasih untuk meramaikan, Andika
Bagus, Firdaus, Febrian Yudha, Abdul Aziz, Reza Mehtha, Riswan Marbun, Endy dan
Zaky, Makasih untuk ikatan di tiang listrik amigos, makasih untuk sibuk dengan
kue selama gue diiket, makasih untuk spanduk yang dijadiin sarung.
Kalian TP 08, TP 10, TP xx, makasih untuk doa dan ucapannya.
Makasih untuk berbagi tawa hari itu.
Redi, thanks for calling me. J
Terima kasih semuanya, love ya! *cups*
Kamu, Si Tidak Peka
Terkadang hal yang diharapkan
terjadi dalam hidup itu bukan hal yang kita butuhkan itu mengapa tidak Tuhan
jadikan dalam hidup kita. Namun sebagai manusia, rasanya kosong kalo ga punya
harapan. Manusia itu harus punya harapan, berharap berbagai hal dengan kadarnya
masing-masing. Aku juga punya harapan banyak dalam hidup ini. Salah satunya
berharap kamu peka.
Kamu si Tidak Peka, sejak kapan
berdiri diam disitu selagi aku disini menari-nari hendak menyambutmu?
Kamu si Tidak Peka, mengapa berwajah
dingin begitu selagi wajahku semu memerah dan hangat begini?
Kamu si Tidak Peka, mengapa tidak
menyambut lambaian tangan yang gemulai ini?
Kamu si Tidak Peka, mengapa
membiarkan aku menunggu ketika aku harapkan kamu datang?
Kamu si Tidak Peka, mengapa kamu
berpaling ketika aku dihadapanmu begitu dekat?
Kamu si Tidak Peka, sungguhkah tidak
ada rasa peka sedikit saja?
Kamu si Tidak Peka, diam saja ketika
aku jatuh seperti cinta.
Kisah Berwarna
Dari awal bulan Oktober ini sudah menjadi begitumenyenangkan.
Menjalani kisah baru, hidup baru, lembaran baru, motivasi baru, focus ke hal
baru dan baru-baru lainnya. Sampai akhirnya gue tersadar gue dihampiri “kisah”
baru.
Beberapa hari ini kisah itu terukir
jelas dihadapan gue di dalam benda bertombol qwerty. Setiap tanggal terisi
dengan kisah itu. Gue gatau akan seperti apa kisah itu nanti tapi kisah itu
cukup berwarna. Gue suka. Gue suka kisah baru yang berwarna ini. Namun
sebenernya banyak hal yang gue takutkan ketika gue sadar keberadaan kisah ini.
Kisah ini terlalu cepat datang namun
menurut gue tepat juga. Bukan hal ini sebenernya yang gue takutkan. Masalah
waktu kita nggak ada yang tahu kan? Semua udah ada yang ngatur. Gue cuma
menjalani apa yang udah tertulis oleh Sang Pencipta. Hal yang gue takutkan
adalah perbedaan. Terlalu banyak perbedaan. Sebenernya gue bukan orang
memikirkan terlalu berat soal perbedaan. Apapun bentuk perbedaan itu. Gue
menyadari perbedaan itu pasti ada. Pasti ada sekalipun dengan kisah yang sama.
Namun mengenai perbedaan orang juga punya perspektif berbeda.
Semakin kesini gue semakin takut
perbedaan itu memisahkan gue dengan kisah berwarna itu. Gue nggak mau merasa
kehilangan kisah terus menerus. Gue takut semua berubah lagi. Kembali normal
lagi. Menjadi biasa lagi. Tapi apa daya, tidak semua orang berpikir perbedaan
itu hanya sebuah warna (seperti pemikiran gue) sebagian menganggap perbedaan
adalah batasan besar, hambatan dan bagian yang harus dihindari. Gue belum
berharap perbedaan itu menyelesaikan kisah ini. Meski berbeda, gue suka kisah
berwarna itu.
Paling tidak, kisah itu jangan rusak
di bulan ini. Bulan gue. Bulan kesayangan. Bulan favorit. Bulan yang gue
paksakan selalu merasa bahagia.
Banana Boat
Banana boat. Across the water then you fall then you happy. Like a life. U have to fall to know how to be happy ~
Pasti pernah naik banana boat kan? pasti seneng kan naik banana boat, membelah air dipantai atau di danau atau di laut? pasti seneng kan teriak-teriakan pas naik banana boat? pasti seneng pas jatuh kecebur ke air, yakan? iya sama kaya hidup. kita mebelah kehidupan dengan berbagai macam teriakan terus jatuh tapi dengan begitu kita tahu ternyata jatuh itu ga melulu membawa rasa sakit tapi juga membawa rasa senang. kebahagiaan. memang mesti jatuh dulu baru tahu bagaimana menjadi senang. ~
romantic is only drama..
Dalam hubungan pasti ada sesuatu yang disebut romantis. Romantis tuh apa sih emangnya? Menurut gue romantis itu hanya sebuah cara menyampaikan sesuatu dengan cara yang mungkin bisa meluluhkan hati. Iya itu cuma cara ajah sih, ga terlalu harus ada dalam hubungan. Tapi romantis itu juga memberi warna dalam hubungan. Romantis itu bisa jadi pengikat supaya hubungan itu tetap SATU dan TIDAK BERCABANG.
Romantis itu bisa jadi sebuah kebutuhan dalam hubungan. Mungkin beberapa orang bisa mengatakan bahwa dirinya tidak romantis, atau tidak suka diromantisin padahal dari caranya saling pandang aja bisa dibilang romantis loh.
Romantis dan gombal dua hal berbeda. Mungkin beberapa orang menganggap gombal itu romantis, tapi gombal ya gombal, bukan romantis (menurut gue.) Gombal itu hanya lewat kata, ga ada yang tau itu jujur atau bohong. Kalo romantis? Kita harus lakukan dari hati, tulus.
Romantic is only drama, bener kah?
Buat gue enggak, drama itu sandiwara, sandiwara itu berskenario, diatur, kalo romantis? Itu tulus mbaknya, masnya, tulus. Jadi bersyukurlah kalian yang punya pasangan romantis.
#apeu
Romantis itu bisa jadi sebuah kebutuhan dalam hubungan. Mungkin beberapa orang bisa mengatakan bahwa dirinya tidak romantis, atau tidak suka diromantisin padahal dari caranya saling pandang aja bisa dibilang romantis loh.
Romantis dan gombal dua hal berbeda. Mungkin beberapa orang menganggap gombal itu romantis, tapi gombal ya gombal, bukan romantis (menurut gue.) Gombal itu hanya lewat kata, ga ada yang tau itu jujur atau bohong. Kalo romantis? Kita harus lakukan dari hati, tulus.
Romantic is only drama, bener kah?
Buat gue enggak, drama itu sandiwara, sandiwara itu berskenario, diatur, kalo romantis? Itu tulus mbaknya, masnya, tulus. Jadi bersyukurlah kalian yang punya pasangan romantis.
#apeu
Kualitas or Kuantitas?
Kulitas or Kuantitas. Rasanya sering ya mendengar kata tersebut? Lantas apa yang terpikirkan pertama kali dipikiran kalian ketika mendengar kedua kata itu? Kualitas? Kuantitas? Mana yang lebih besar pengaruhnya? Mana yang lebih penting? Mana yang harus dijadikan acuan? Hayo mana?! :))
Begini, berhubung gue masih muda topik soal cinta sih masih anget-anget yaa mau punya atau gapunya pacar, ada atau nggak ada gebetan. Hahaha. dalam hubungan, butuh ga sih kualitas? atau lebih butuh kuantitas? Atau balance? atau ya apa ajalah yang penting hubungan baik-baik aja? Baik-baik ajanya gimana nih? Nggak pernah berantem karena jarang ketemu? jarang komunikasi? baik-baik aja karena udah ada yang lain? atau apa? Pfffttt
Usia gue 22th dan baru diusia ini gue menyadari betapa perlunya kualitas dalam sebuah hubungan. Bukan berarti kuantitas ga butuh ya! tapi ini soal kualitas dulu. Usia 22th pastinya udah kenal deh tuh sama yang namanya pacaran, bener? atau ada yang belum pernah? atau minimal naksir-naksiran deh, pernah kan? pernah dong! Pernah nggak lo berpikir pacaran itu untuk apa? naksir orang itu untuk apa? berhubungan spesial dengan lawan jenis tuh untuk apa? pernah? pernah? pernah? harusnya sih pernah. jawaban simple adalah mencari pengalaman. pengen tau rasanya pacaran misalnya. atau untuk belajar untuk menata hidup kedepan dengan pasanga hidu (hasek!) alasan kedua sih terlalu berlebihan yah. ini membahas usia 22th loh! sebagai cewek gue sih merasa jalan masih "sedikit" panjang :)) kalo cowok ya buru-buru lah disukseskan dirinya, biar bisa menata kehidupan kedepan bersama seorang terkasih.
Diantara berjuta pasangan dimuka bumi, gue rasa bukan cuma gue aja yg pernah menjalin hubungan dengan seseorang yang spesial selama hampir 3th. Bahkan mungkin ada yang 4th 5th atau 10th mungkin? Mungkin ajah! Bagaimana pontang pantingnya pasangan itu menjalin hubungan sampe rela menyicipi 1 cewek/cowok selama bertahun0tahun untuk menemaninya? cuma 1 loh yang spesial. bertahun-tahun. nggak gampang sih gue rasa! tapi nggak sedikit juga kan yang udah bertahun-tahun menjalin hubungan dalam hal ini pacaran itu kandas juga? entah karena orang ketiga, restu orang tua, terpisah jarak dan lain sebagainya. menurut loh hubungan dengan kuantitas bertahun-tahun tapi akhirnya putus juga tuh berkualitas nggak? Ya. lo jawab ndiri deh! :))
Gue sendiri pernah menjalani hubungan hampir 3th, lama ya? Iya. Gue memfokuskan untuk satu cowok ini aja selama 3th belakangan ini dalam hidup gue. Gue merasa saat itu ada yang pelru juga yaitu tenggang waktu kami pacaran. 3tahun men! siapa juga yang ga sayang kan mengakhiri gitu aja? sebelum gue membuka mata batin gue, gue jg berpikir "sayang" sama hubungan yg udah gue jalin hampir3th itu. dan bahkan gue lebih sayang sama hubungannya daripada dengan siapa gue menjalin hubungan. Gilak! Gue jatuh bangun menjaga hubungan itu agar tidak ada keretakan. Mungkin begitu juga pasangan gue, mungkin enggak mungkin iya. Setiap ada bentrok gue coba perbaiki, selalu. Gue selalu berpikir hubungan ini berharga buat gue (ga tau buat dia juga apa nggak). Sampe akhirnya gue ribut besar perkara yang ga perlu dibahas sebenernya dan gue memutuskan berakhir aja deh nih hubungan daripada gue begini terus.
Oke mungkin buat anak kecil 3th itu baru belajar jalan, tapi buat gue 3tahun itu lama. lama banget. udah bukan belajar jalan lagi tapi belajar jungkir balik. tapi entah kenapa gue merasa jalan ditempat. setiap ada masalah kami selalu mengunggulkan pikiran kami masing-masing. kalo gue mood ya gue egois, tapi kalo nggak mood ya gue sih ngalah baelah haha. disitulah gue marasa kuantitas yang 3th itu nggak penting lagi karena rendahnya kualitas. Hubungan kami ga berkualitas. Bukan ga berkualitas sama sekali tapi cukup tidak sebanding dengan kuantitas yang ada. 3th dengan kualitas 8bulan. menyedihkan? Iya! Gue sedih banget.
Gue mengakhiri semua bukan karena gue nggak sayang lagi, bukan gue nggak peduli, atau karena orang ketiga. bukan bukan! Semua murni karena gue lelah mengejar kualitas tinggi yg sebanding dengan kuantitas tapi susah. Susah karena gue mengejar itu sendiri. Susah karena hanya gue yang sadar bahwa hubungan butuh kualitas. Susah deh! dan Sedih!
Jadi, gue single murni karena gue emang mau single. gue memilih single dengan kualitas single daripada pacaran dengan kualitas single. NO! Nggak lagi-lagi. Gue harus belajar.
Kalian yang mungkin iseng atau nggak sengaja baca tulisan ini, coba dipikir, sudah sebandingkah kualitas pacaran kalian dengan kuantitasnya?
Gue 3th pacaran berakhir putus karena kualitas tidak sebanding dengan kuantitas, Kaka gue belum 1th pacaran langsung memutuskan untuk menikah (bukan karena dateline usia). Lihat perbedaannya? Yang mana kualitas dan kuantitas? Lihat perannya? Mana yang lebih berperan, kualitas atau kuantitas? :))
See ya.!
Begini, berhubung gue masih muda topik soal cinta sih masih anget-anget yaa mau punya atau gapunya pacar, ada atau nggak ada gebetan. Hahaha. dalam hubungan, butuh ga sih kualitas? atau lebih butuh kuantitas? Atau balance? atau ya apa ajalah yang penting hubungan baik-baik aja? Baik-baik ajanya gimana nih? Nggak pernah berantem karena jarang ketemu? jarang komunikasi? baik-baik aja karena udah ada yang lain? atau apa? Pfffttt
Usia gue 22th dan baru diusia ini gue menyadari betapa perlunya kualitas dalam sebuah hubungan. Bukan berarti kuantitas ga butuh ya! tapi ini soal kualitas dulu. Usia 22th pastinya udah kenal deh tuh sama yang namanya pacaran, bener? atau ada yang belum pernah? atau minimal naksir-naksiran deh, pernah kan? pernah dong! Pernah nggak lo berpikir pacaran itu untuk apa? naksir orang itu untuk apa? berhubungan spesial dengan lawan jenis tuh untuk apa? pernah? pernah? pernah? harusnya sih pernah. jawaban simple adalah mencari pengalaman. pengen tau rasanya pacaran misalnya. atau untuk belajar untuk menata hidup kedepan dengan pasanga hidu (hasek!) alasan kedua sih terlalu berlebihan yah. ini membahas usia 22th loh! sebagai cewek gue sih merasa jalan masih "sedikit" panjang :)) kalo cowok ya buru-buru lah disukseskan dirinya, biar bisa menata kehidupan kedepan bersama seorang terkasih.
Diantara berjuta pasangan dimuka bumi, gue rasa bukan cuma gue aja yg pernah menjalin hubungan dengan seseorang yang spesial selama hampir 3th. Bahkan mungkin ada yang 4th 5th atau 10th mungkin? Mungkin ajah! Bagaimana pontang pantingnya pasangan itu menjalin hubungan sampe rela menyicipi 1 cewek/cowok selama bertahun0tahun untuk menemaninya? cuma 1 loh yang spesial. bertahun-tahun. nggak gampang sih gue rasa! tapi nggak sedikit juga kan yang udah bertahun-tahun menjalin hubungan dalam hal ini pacaran itu kandas juga? entah karena orang ketiga, restu orang tua, terpisah jarak dan lain sebagainya. menurut loh hubungan dengan kuantitas bertahun-tahun tapi akhirnya putus juga tuh berkualitas nggak? Ya. lo jawab ndiri deh! :))
Gue sendiri pernah menjalani hubungan hampir 3th, lama ya? Iya. Gue memfokuskan untuk satu cowok ini aja selama 3th belakangan ini dalam hidup gue. Gue merasa saat itu ada yang pelru juga yaitu tenggang waktu kami pacaran. 3tahun men! siapa juga yang ga sayang kan mengakhiri gitu aja? sebelum gue membuka mata batin gue, gue jg berpikir "sayang" sama hubungan yg udah gue jalin hampir3th itu. dan bahkan gue lebih sayang sama hubungannya daripada dengan siapa gue menjalin hubungan. Gilak! Gue jatuh bangun menjaga hubungan itu agar tidak ada keretakan. Mungkin begitu juga pasangan gue, mungkin enggak mungkin iya. Setiap ada bentrok gue coba perbaiki, selalu. Gue selalu berpikir hubungan ini berharga buat gue (ga tau buat dia juga apa nggak). Sampe akhirnya gue ribut besar perkara yang ga perlu dibahas sebenernya dan gue memutuskan berakhir aja deh nih hubungan daripada gue begini terus.
Oke mungkin buat anak kecil 3th itu baru belajar jalan, tapi buat gue 3tahun itu lama. lama banget. udah bukan belajar jalan lagi tapi belajar jungkir balik. tapi entah kenapa gue merasa jalan ditempat. setiap ada masalah kami selalu mengunggulkan pikiran kami masing-masing. kalo gue mood ya gue egois, tapi kalo nggak mood ya gue sih ngalah baelah haha. disitulah gue marasa kuantitas yang 3th itu nggak penting lagi karena rendahnya kualitas. Hubungan kami ga berkualitas. Bukan ga berkualitas sama sekali tapi cukup tidak sebanding dengan kuantitas yang ada. 3th dengan kualitas 8bulan. menyedihkan? Iya! Gue sedih banget.
Gue mengakhiri semua bukan karena gue nggak sayang lagi, bukan gue nggak peduli, atau karena orang ketiga. bukan bukan! Semua murni karena gue lelah mengejar kualitas tinggi yg sebanding dengan kuantitas tapi susah. Susah karena gue mengejar itu sendiri. Susah karena hanya gue yang sadar bahwa hubungan butuh kualitas. Susah deh! dan Sedih!
Jadi, gue single murni karena gue emang mau single. gue memilih single dengan kualitas single daripada pacaran dengan kualitas single. NO! Nggak lagi-lagi. Gue harus belajar.
Kalian yang mungkin iseng atau nggak sengaja baca tulisan ini, coba dipikir, sudah sebandingkah kualitas pacaran kalian dengan kuantitasnya?
Gue 3th pacaran berakhir putus karena kualitas tidak sebanding dengan kuantitas, Kaka gue belum 1th pacaran langsung memutuskan untuk menikah (bukan karena dateline usia). Lihat perbedaannya? Yang mana kualitas dan kuantitas? Lihat perannya? Mana yang lebih berperan, kualitas atau kuantitas? :))
See ya.!
Bertawar dengan Tuhan
Sebagai manusia, terkadang banyak hal kita
inginkan. Berharap suatu saat nanti itu semua terwujud. Sekalipun kita
sudah diberikan begitu banyak kebaikan oleh Tuhan, terkadang semua tidak terasa
berharga hanya karena satu hal yang kita harapkan tidak terwujud. Bisakah kita
meminta kepada Tuhan? Atau mungkin menawar apa yang sudah Tuhan berikan? Mungkinkah
apabila Tuhan memberikan semua yang kita inginkan? Dana apakah itu semua
berjalan lancar? Apakah akan baik-baik saja ketika harapan kita selalu
terwujud? Mungkin seperti ini… :
*Seseorang merindukan pasangan hidupnya
meminta Tuhan memberikan wanita yang sempurna.*
M (Manusia) : Tuhan, aku menginginkan pasangan hidupku. Bisakah
Tuhan memberikan wanita yang baik, pengertian, perhatian, jujur dan setia?
G (God) : Tentu saja bisa, apapun itu akan
kuberikan untukmu.
M : Terima kasih Tuhan.
*Seseorang itupun diberikan wanita seperti
yang dia inginkan. Baik, pengertian, perhatian, jujur dan setia.*
M : Tuhan, aku berterima kasih
Kau memberikan wanita seperti itu, semua syarat yang kuminta ada pada dirinya,
tapi dia kurang cantik, aku malu mengenalkannya pada teman-temanku. Bisakah Tuhan
membuatnya menjadi lebih cantik?
G : Tentu saja bisa, akan
kubuat dia seperti yang kamu mau.
*Tuhanpun mengubah wanita itu menjadi
cantik.*
M : Tuhan, ternyata dia terlalu
baik, bahkan setiap orang yang meminta tolong padanya selalu dibantunya. Bisakah
Tuhan membuat dia hanya baik kepadaku saja?
G : Tentu saja bisa, baiklah
akan kubuat dia seperti yang kamu mau.
*Wanita itupun menjadi baik hanya kepada
pria tersebut.*
M : Tuhan aku bersyukur dia sungguh
pengertian tapi pengertiannya itu membuat aku seperti tidak dibutuhkan. Setiap kali
aku bilang padanya aku sibuk, dia sama sekali tidak menghubungiku karena merasa
takut mengganggu. Tuhan, buatlah dia sedikit manja dan membutuhkan aku.
*Tuhanpun mengubahnya seperti yang
diinginkan manusia itu.*
M : Tuhan, dia sungguh perhatian,
dikala aku sakit dia selalu memberi perhatian extra, membuatkan makanan,
memijit kaki dan tanganku, mengompress kepalaku, dia tidak pernah lelah, namun
aku jadi tidak enak dan tidak nyaman.
*Tuhan mengubah lagi wanita itu menjadi
perhatian yang sewajarnya.*
M : Tuhan, wanita ini memang
baik, pengertian dan perhatian, tapi dia terlalu jujur dan setia. Apapun yang
dia alami dia ceritakan semuanya hingga aku jenuh. Dan saking setianya dia
selalu ada disampingku. Sungguh Tuhan, aku bosan.
G : Lantas, kau mau aku
mengubahnya menjadi pribadi yang menyenangkan?
M : Tentu saja.
G : Apakah dia kurang
menyenangkan? Dia kubuat seperti apa maumu tidak kurang dan tidak lebih.
M : Tapi Tuhan, aku tidak membutuhkan
wanita yang seperti itu. Berlebihan.
G : Begitukah? Jadi kau ingin
wanita yang kau butuhkan, bukan yang kau inginkan?
M : Tentu saja Tuhan.
G : Kalau begitu akan Kubuat
dia menjadi apa yang kamu butuhkan bukan apa yang kamu inginkan. Karena sesungguhnya
hanya Aku yang tahu wanita baik seperti apa yang cocok untukmu. Kamu sebagai
manusia, tenanglah, percayalah pada-Ku, Aku akan membuatnya indah pada
waktunya.
Begitulah manusia, merasa apa yang
diinginkannya adalah yang terbaik, tapi sesungguhnya tidak juga. Tuhan tahu
mana yang harus Tuhan lakukan untuk umat-Nya. Jadi tenanglah, manusia boleh
terus meminta, berencana namun jangan lupa, Tuhanlah yang menentukan segalanya.
Bersabarlah, semua indah pada waktunya. Jangan menawar apa yang Tuhan berikan,
tapi terimalah karena itulah anugerah terbaik dari Tuhan. Berdoa, berusaha, dan
bersyukur. Janji Tuhan iyalah “Ya” dan “Amin”. Janji Tuhan ialah “Tidak”, “Tunggu”,
dan “Iya”. Jika tidak jawaban dari Tuhan jangan memaksa. Jika tunggu jawaban
dari Tuhan, tunggulah. Jika Ya ingatlah untuk tetap bersyukur. -OL
COMPUTER BASED LEARNING
BAB I
PENDAHULUAN
Pemanfaatan
atau penggunaan media komputer sebagai media pembelajaran tentunya menarik
untuk diketahui mengenai efektifitasnya. Maka, dilakukanlah penelitian mengenai
hal tersebut, misalnya sejauh apa pemanfaatan media komputer sebagai media
pembelajaran. Penelitian mengenai pembelajaran berbasis komputer ini sebenarnya
telah banyak dilakukan oleh para tokoh terdahulu, sehingga akan sangat membantu
untuk penelitian kelanjutannya. Penelitian terdahulu tersebut dapat dijadikan
sebagai pembanding dengan penelitian yang lebih baru sehingga akan dapat
diketahui media pembelajaran berbasis komputer seperti apa yang akan efektif
dalam pembelajaran.
CBL saat
ini mendapatkan popularitas sebagai istilah yang menggambarkan semua
tentang belajar siswa berhubungan dengan komputer. Istilah ini dianggap
lebih umum, kata belajar lebih alami mencakup situasi
dimana komputer digunakan sebagai alat pendidikan, namun tidak memberikan informasi
atau instruksi pada siswa. Dalam hal ini CBL akan digunakan sebagai istilah
yang paling umum untuk menggambarkan pembelajaran berbasis komputer
di sekolah.
Namun
apakah CBL itu sendiri? Bagaimana penggunaannya dalam proses belajar? Apa saja
istilah yang ada dalam CBL? Kelemahan-kelemahan apa yang dimiliki CBL? Dalam
penulisan ini, penulis akan mencoba merangkumkan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang telah disebutkan diatas dengan tujuan pembaca dapat
memahami mengenai CBL serta penggunaannya dalam proses belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
Belajar berbasis komputer ditujukan untuk fokus pada
komputer sebagai variable mandiri dan komputer itu sendiri dapat mempengaruhi
proses belajar. Sebagai tambahan, variable terikat tidak cukup untuk banyak
studi, seperti studi perbandingan media, awal kerja ditujukan untuk menggunakan
ukuran penilaian tradisional sebagai hasil ukur. Untuk memecahkan beberapa dari
penggunaan komputer lebih baru dalam kelas, bagaimanapun terlihat jelas bahwa
dengan menggunakan variable terikat tidak sepenuhnya cukup dalam ukuran
penilaian traditional.
Sebagai tambahan untuk masalah
variable bebas dan terikat, banyak peneliti bekerja dalam bidang CBL, seperti
peneliti media lain dalam hal ini mereka telah dikritisi karena masalah disain.
Dalam banyak kasus tidak ada kontrol untuk tiap isi kurikulum atau metode
mengajar. Perbedaan guru sering digunakan untuk computer dan grup non-komputer
dan tidak ada kontrol dibuat untuk pengaruh guru.
Ada beberapa istilah dalam belajar berbasis komputer yaitu
CAI (Computer Assisted Instruction). CBL (Computer Based Learning), CBE
(Computer Based Education), CAL (Computer Assisted Learning) dan CBI (Computer
Based Instruction). Kelima istilah
tersebut sama-sama menggunakan komputer dalam proses pelaksanannya namun
perbedaannya adalah apabila CAI berfungsi untul menginterpretasikan informasi
melalui komputer kepada siswa, sedangkan CBI adalah penggunaan komputer dalam
pembelajaran yang bertujuan dalam menyampaikan informasi. Lalu CBL adalah
pendekatan pembelajaran yang keseluruhannya berbasis komputer sedangkan CAL
adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan komputer namun tidak semua
bahan ajar bergantung kepada komputer dan yang terakhir CBE adalah singkatan dari
Computer Based Education dimana telah
dilakukan penelitian mengenai ini oleh Kulik, Bangerts dan Williams yang
menunjukkan CBE mampu mengangkat nilai ujian siswa dengan
standar deviasi sebesar 0,32 dan juga memiliki efek positif pada sikap siswa
dan pada jumlah waktu yang diperlukan untuk proses pembelajaran. CBE dibuat
adalah pembalajaran berbasis komputer yang sengaja diciptakan untuk proses
berjalannya proses pendidikan dengan tujuan mempermudah berjalannya
pembelajaran.
Dalam kelima istilah tersebut diatas istilah yang paling
tepat digunakan adalah CBL atau Computer Based Learning karena CBL mencakup
secara keseluruhan proses penggunaan komputer dalam proses belajar. Istilah ini dianggap lebih umum, kata belajar lebih
alami mencakup situasi dimana komputer digunakan sebagai alat
pendidikan.
Dalam CBL telah dilaksanakan beberapa
penelitian oleh beberapa peneliti yaitu Becker, Chen, Kulik, Robyler. Penelitian oleh Becker dalam
pengumpulan data perangkat keras, perangkat lunak, penggunaan komputer &
sikap guru menghasilkan hasil penelitian yaitu peningkatan yang luar biasa pada
perangkat keras & perangkat lunak yang terjadi disekolah. Selain itu
penelitian oleh Chen yaitu terjadi masalah perbedaan gender dalam penggunaan
komputer dan hasil penelitian Chen adalah laki-laki lebih cepat mengerti &
lebih benyak menggunakan komputer.
Selanjutnya adalah penelitian oleh
Kulik yaitu metaanalisis Kulik
mengenai CBL ditingkat universitas mengalami penurunan sewaktu pemelajar turut
bersaing dalam mengembangkan dan menyajikan pembelajaran dalam bentuk CBL
(Clark 1985). Ada hal lainnya yang menunjukkan tambahan bukti yang menyatakan
bahwa efek adanya hal-hal baru menjelaskan banyak dari hasil penelitian yang
menyerupai pembelajaran berbasis komputer atau CBL ini. (Salomon 1986,Clark
1990). Dan yang terakhir adalah penelitian oleh Robyler. Dalam hal ini Robyler
berusaha memperbaharaui penelitian yang sudah ada sebelumnya. Penelitian Robyler
mengkonfirmasi hasil penelitian sebelumnya bahwa aplikasi-aplikasi komputer
lebih efektif untuk mengajar Matematika daripada kemampuan membaca dan bahasa..
Robyler mencatat bahwa menggunakan aplikasi komputer untuk mengajarkan
keterampilan kognitif (pemecahan masalah, berpikir kritis) menghasilkan sebuah
efek yang sama seperti untuk membaca dan matematika. Robyler menemukan bahwa
data pada jenis aplikasi komputer tertentu (misalnya: latihan dan praktek,
tutorial, simulasi) sulit untuk dianalisa karena hubungan mereka dengan materi
pelajaran tertentu. Dia juga mencatat bahwa efek positif yang tinggi dalam ilmu
pengetahuan ditemukan dalam penelitian yang menggunakan simulasi untuk
pekerjaan yang tidak terstruktur.
BAB III
PENUTUP
I.
Kesimpulan
Dalam hal ini CBL atau Computer Based Learning merupakan
proses belajar yang banyak digunakan. Walaupun hasil penelitian ada yang
menjelaskan bahwa perbedaan gender mempengaruhi proses belajar dengan menggunakan
pembelajaran berbasis komputer dan adanya keterbatasan materi yang dapat
disajikan dengan CBL tersebut namun tidak mengurungkan motivasi perkembangan
penggunaan CBL dari tahun ke tahun oleh para pemelajar. Namun tetap saja harus
ada perbaikan dalam penelitian mengenai CBL dimasa kedepannya agar hasil
penelitian dapat saling melengkapi dan memperbaiki kekurangan yang ada.
Logika dan Hati
Pernah mendengar kata logika?
Kalau hati? Familiar ya? Pernah berpikir nggak apakah posisi keduanya sama?
Atau apakah logika lebih tinggi dari hati atau sebaliknya? Terus gimana dengan
statement cewek menggunakan hati dalam berpikir dan cowok menggunakan logikanya?
Pernah dengar? Pernah? Pernah? Pernah?
Logika dan hati. Penting mana?
Mereka memiliki derajat yang berbeda dalam hidup loh! Beberapa menganggap hati
itu lebih penting, lebih mahal, lebih berharga dari logika. Dan beberapa
menganggap logika adalah diatas segalanya. Percaya nggak? Setuju nggak?
Andaikata sedang dalam sebuah masalah, mana yang lebih lo pilih untuk digunakan
dalam penyelesaian masalah itu, logika atau hati?
Memang bukan pilihan mudah yah,
tapi itulah hidup. Logika dan hati ada porsinya sendiri.
Begitu banyak statement
mengatakan “You’re in my heart, always” atau “this is, my heart, just for
yyou!” Oh God! Pernah berpikir bahwa itu berlebihan? Pernah berpikir bahwa itu
nggak banget? Atau bahkan berpikir that’s so sweet? Bener kan beberapa orang
pernah berpikir demikian? Bener kan bahwa beberapa orang dengan begitu mudahnya
memberikan hati dalam melakukan atau mengatakan sesuatu? Tapi bener juga kan
bahwa beberapa orang tidak peka karena menganggap penggunaan hati itu
berlebihan? Yaa semua benar! Tergantung siapa dan bagaimana pola pikirnya,
nggak ada paksaan kok. *hhe
Sedikit sharing, ada beberapa hal
yang mungkin tidak terlalu penting, tapi perlu juga dibahas. Misalnya yang
pertama adalah Logika. Apa sih logika itu? apakah logika itu hanya 1+1=2? Atau
matahari terbit di timur dan terbenam di barat? Logika sebenernya (menurut gue)
hanyalah sebuah pola pikir yang berpikir tidak secara ribet. Contohnya 1+1=2.
Yaudah gimanapun itu 1+1=2. Mau dimanapun mau siapapun mau apapun 1+1=2. Tidak
bisa diganggu gugat. Bahkan walaupun sekolah diliburkan karena ada SEA GAMES yaa 1+1=2. TETAP. PASTI. Nah! Itu logika. Yang
kedua hati. Kalo hati itu lo anggap
sebagai salah satu organ tubuh manusia, lo bener. Tapi hati dalam hal ini
adalah tentang feeling. Perasaan. Apakah iya dengan hati, 1+1=2? Tidak Juga!
(menurut gue) dengan hati atau perasaan atau feeling 1+1= (bisa aja) 1, atau
(bisa aja) 3, atau (bisa aja) 0. Nah ini loh bedanya! Hati itu tidak cupet.
Perasaan itu tidak sempit. Tapi luas. Lega. Lebar. Jangan salah kaprah! Bukan
gue melebay-lebaykan arti hati dalam hal ini, tapi ya ini emang menurut gue :P
coba lo bayangin, seandainya tiap kali ada masalah lo berpikir dengan hati lo.
Menggunakan hati yang amat sangat sensitive itu. menggunakan hati yang amat
sangat mudah terluka itu. gimana coba?\
Yah semuanya kembali kepada yang
baca sihh, jangan terjebak tulisan yah J
Pembelajaran dalam Jejaring Sosial Facebook
Pembelajaran dalam Jejaring
Sosial Facebook
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Dewasa ini begitu merambah jejaring social di dunia
internet. Mulai dari Friendster, Facebook, Yahoo Messenger, Skype, My Space,
Twitter dan lain sebagainya yang membantu hubungan social secara maya. Dalam
hal ini jejaring social tersebut kerap kali dimanfaatkan untuk memperbanyak
link atau teman-teman di berbagai belahan dunia. Bahkan melalui jejaring social
ada yang mampu bertemu dengan jodohnya. Hal ini bisa saja disebutkan sebagai sebuah
kemajuan dimana jejaring social di dunia internet mampu mengalahkan ruang dan
waktu untuk membentuk suatu hubungan.
Facebook merupakan salah satu jejaring social yang
memiliki banyak pengguna dari berbagai belahan dunia. Facebook membantu
membentuk sebuah hubungan baru dari antar individu hanya dengan mengaksesnya
melalui jaringan internet. Facebook juga memiliki banyak keuntungan misalnya
berbagi foto atau gambar kepada teman-teman di jejaring social tersebut.
Berbagi cerita melalui fasilitas notes dalam Facebook juga menjadi sebuah daya
tarik untuk berhubungan di dunia jejaring social. Selain itu dalam Facebook
kita bisa berbagi banyak hal melalui status-status yang mampu kita bagi kepada
teman-teman di Facebook. Namun apakah Facebook hanya memiliki fungsi sebatas
itu? Menambah teman dari berbagai belahan dunia saja? Atau Facebook mampu
memberikan fungsi lain?
Facebook sesungguhnya adalah wadah bagi kita untuk bisa
berdiskusi dengan yang lainnya. Bukan hanya sebagai pengikat dengan teman-teman
SD, SMP atau SMA namun juga bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran. Dengan
menggunakan Facebook, tentunya pembelajaran menjadi lebih menarik dan variatif
serta memiliki kesan tersendiri bagi penggunanya. Bayangkan! Tidak perlu
dibatasi ruang dan waktu, Facebook mampu membantu kita berdiskusi dengan
teman-teman yang lain tanpa harus bertatap muka. Facebook mampu menjadi tempat
kita berbagi ilmu pengetahuan atau bertanya jawab mengenai hal yang ingin kita
ketahui. Lalu bagaimanakah pemanfaatan Facebook dalam dunia pembelajaran?
Sebarapa besar pengaruhnya? Dan apakah semua orang setuju dengan penggunaan
Facebook dalam dunia pembelajaran? Berikut penulis akan menjabarkan jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul di benak pembaca dengan metode
survey pada Grup KSHP Non Reguler 096 dengan jumlah responden 39 orang.
HASIL PENELITIAN
Dalam
Grup KSHP Non Reguler 096 tahun 2012, terdapat beberapa pertanyaan yang
menunjukkan Facebook mampu digunakan dalam pembelajaran. Pertanyaan tersebut
adalah :
- Sudah berapa kali definisi TP berubah? Mengapa terjadi perubahan tersebut?
- Menurut pendapat Anda, untuk penelitian pendidikan apakah penelitian positivisstik lebih sesuai daripada pasca positivistik? Jelaskan alasan Anda.
- Anda tidak menyebutkan bahwa walaupun postpositivistik yg lebih sesuai secara umum, tetapi sebenarnya brgantung pada masalah dan tujuan penelitiannya. Jelaskan mengapa demikian!
- Berikan contoh judul penelitian (1) korelasi, (2) pengembangan, dan (3) evaluasi
- "KSHP di FB hanya ngeganggu, ngerepotin, nyebelin, kagak mutu, dan membosankan. Emangnya kagak ada kerjaan lain? Sebaiknya stop saja!" Bgm pendapat Anda atas pernyataan tersebut?
Berikut
adalah tabulasi dari pertanyaan beserta jawaban dalam Grup Facebook KSHP 096
Non Reguler.
a. Pertanyaan 1
b. Pertanyaan
2
c. Pertanyaan 3
d. Pertanyaan 4
e. Pertanyaan 5
PEMBAHASAN
Berdasarkan table dan grafik yang
terdapat pada gambar diatas, terlihat jelas bahwa pada Grup KSHP terdapat 39
Mahasiswa yang menjadi anggota ditambah 1 Dosen Pengampu. Hampir 50% anggota
dalam grup tersebut turut aktif dalam pembelajaran dengan fasilitas Facebook.
Hal ini menunjukkan bahwa Facebook sesungguhnya dapat digunakan dalam
pembelajaran. Terbukti dari sebagian besar anggota yang mau berbagi dalam grup
tersebut dan menjawab pertanyaan dari dosen Pengampu apda mata kuliah itu.
Walau demikian masih ada beberapa
anggota yang pasif alias kurang aktif dalam pembelajaran dengan metode ini. Hal
ini terlihat dari adanya beberapa pertanyaan yang tidak dijawab oleh beberapa
orang dalam grup tersebut. Hal ini memiliki beberapa kemungkinan yaitu
keterbatasan kemampuan mengakses internet di tempat tinggalnya. Sehingga kurang
interaktif dalam pembelajaran dengan metode ini.
Secara keseluruhan metode ini adalah
metode yang menyenangkan untuk digunakan, terlihat interaksi yang baik dalam
grup ini oleh anggota-anggota pada grup tersebut. Hal ini tentunya membawa
kemajuan pada pola pikir mahasiswa terutama mahasiswa yang kesulitan
berinteraksi dalam ruang kelas.
KESIMPULAN
Dari hasil tabulasi dan pengamatan
penulis pada pembelajaran dengan menggunakan Facebook ini menunjukkan adanya
respon yang sangat positif dari para anggota grup itu yaitu mahasiswa mata
kuliah KSHP (Kapita Selekta Hasil Penelitian). Dengan respon yang positif
tersebut dapat disimpulkan bahwa Facebook mampu menjadi wadah pembelajaran
bukan hanya sekedar jejaring pertemanan dengan orang-orang baru di dunia
internet.
Langganan:
Postingan (Atom)